Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 10 Juni 2018

Tentang Rasa

Mas, kenapa semesta seolah belum mengizinkan kita berbahagia sepenuhnya--bersama.. kita masih saja disibukkan dengan menduga-duga tentang esok dan cuaca yang tak bisa kita terka.

Kamis, 01 Juni 2017

ketakterdugaan



:DN

/1/
Kita adalah ketakterdugaan
Bahkan saat aku ingin mengurai pertemuan kita,
Tak kutemui apapun selain tanya yang menggantung di udara,
Bahkan secarik peta buram yang membawamu kemari pun tak ada.

/2/
Kita adalah dua kutub yang berlainan
Kita kerap merayakan perbedaan-perbedaan,
entah kau hanya tertawa
atau kita menjelma kepala batu yang meyakini hal-hal yang kita anggap benar;
Tetapi katamu, dari begitu banyak hal yang berbeda,
kita masih punya—setidaknya satu kesamaan kan?
Aku tersenyum saja.

/3/
Kita tak pernah selesai bercakap tentang langit,
senja, dan cuaca yang tak bisa kita terka
Percakapan kita terlalu tua
untuk malam-malam yang belum beranjak
di antara tegas matamu, aku menemukan kecemasan
Yang kausembunyikan dalam-dalam.
Tenanglah.
Kita masih punya sepasang doa—
yang semoga kelak tetap saling menjaga.

Cirebon, 01 Juni 2017

Senin, 30 Mei 2016

Satu Semester Berlalu

Sudah satu semester berlalu. Bagaimana rasanya? Beraaat sekali, awalnya.  Bukan, bukan karena si "introvert" dalam diri yang mendominasi sehingga saya tidak bisa adaptasi. Bukan pula karena anak-anak didik yang tidak bisa diajak kompromi. Lebih pada penerimaan diri terhadap apa yang Allah beri. Tapi, bagaimana pun, ini membuat saya belajar nerimo dan bermental baja. Ah, kalau diceritakan panjang.

Apapun masalahnya, setidaknyaman apapun awalnya, rasa cinta itu bisa tumbuh kapan saja selama kita belajar untuk menerima. Witing tresno jalara soko kulino itu benar ya. Saya mengalaminya. Bukan kepada lelaki yang dijodohkan dengan saya, bukan. Kepada sebuah tempat--sebut saja keluarga baru saya-, sekolah.

Saya menikmati perjalanan selepas subuh --termasuk grasa-grusu yang terjadi pagi-pagi. Saya menikmati perasaan deg-degan mengharap angkot tarikan pertama. Saya menikmati kebiasaan baru: mengamati hidup emang-emang angkot, obrolan kopi pagi, dan perihal usaha kejar setorannya. Ini akhirnya membuat saya nggak lagi mengelabui mereka dengan tidak membayar ongkos tarif anak sekolah. Hihi.
Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<